Lagu Jalan Hidup: Ketika Nada dan Takdir Bertemu dalam Karya Bimasakti

Lagu Jalan Hidup: Ketika Nada dan Takdir Bertemu dalam Karya Bimasakti


Musik sering kali menjadi refleksi kehidupan, jendela batin yang memperlihatkan perjalanan seorang individu dalam menghadapi dunia. Bima Eka Sakti atau yang lebih dikenal dengan Bimasakti menuangkan perjalanan hidupnya ke dalam karya terbaru berjudul Jalan Hidup. Lagu ini bukan sekadar kumpulan lirik dan melodi, melainkan sebuah kisah tentang keberanian, penerimaan, dan keteguhan dalam menjalani takdir.

Sebagai seorang politisi muda yang mencalonkan diri sebagai Bupati Tegal pada Pilkada 2024, Bima Eka Sakti tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang visioner, tetapi juga sebagai seorang seniman yang mengekspresikan dirinya melalui musik. Sebelum terjun ke dunia politik, ia menghabiskan 14 tahun sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), termasuk menjabat sebagai ajudan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Keputusan besar untuk meninggalkan status ASN demi mencalonkan diri sebagai pemimpin daerah menunjukkan keberanian yang selaras dengan pesan yang terkandung dalam lagunya. Namun dalam Pilkada Tegal 2024, Bima mengalami kegagalan dalam memenangkan kontestasi politik tersebut.

Chord dan Lirik : Jalan Hidup

C D/C
Jalan hidup kita yang pilih,
G
Liku yang dihadapi tak perlu kau
Em
hindari.
C D/C
Jika perlu kan ku ulang waktu,
G
kuulangi lagi jalan hidup yang tlah
Em
lalu..

Bridge :
Am Bm Cmaj7
Wajarlah bila kita kecewa
Am Bm Cmaj7
Wajarlah bila kita bicara
(Aku bukan nabi, aku manusia biasa)

Reff :
G D/f# Em
Takan kusesali yang telah terjadi
D C
Takdir ini istimewa jika kita pun
D G
menikmati
G Bm Em
Takan ku hindari semua ujian
D C
DariNYA itu yang kau dapatkan,
G
nikmati sampai kau mati.

Verse 2 (sama seperti verse atas)
Jalan hidup kita yang pilih,
Liku yang dihadapi tak perlu kau sesali.
Jika kau tanya, apa ku bisa.
Biar semesta yang menentukan jawabanya…

Nikmati sampai kau mati
Hingga kau kan hidup lagi

Makna Lagu Jalan Hidup

Dalam Jalan Hidup, Bimasakti membawa pendengar pada perjalanan batinnya yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Liriknya menggambarkan bagaimana hidup adalah serangkaian pilihan yang harus dihadapi dengan kepala tegak.

“Jalan hidup kita yang pilih, liku yang dihadapi tak perlu kau hindari,” begitu bunyi salah satu baitnya. Pesan ini seolah mengajak siapa saja yang tengah berada di persimpangan untuk tidak ragu menghadapi masa depan, apapun konsekuensinya.

Lagu ini juga menyoroti konsep takdir sebagai sesuatu yang harus diterima dan dinikmati.

“Takdir ini istimewa jika kita pun menikmati,” demikian bagian dari reff yang menegaskan bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari keberhasilan, tetapi juga dari bagaimana seseorang menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Filosofi ini mencerminkan pandangan hidup Bimasakti yang percaya bahwa setiap individu memiliki jalan masing-masing, dan tidak ada keputusan yang benar-benar salah selama dihadapi dengan kesadaran dan keikhlasan.

Melalui aransemen musik yang easy listening, Jalan Hidup mampu menyentuh berbagai lapisan pendengar. Tidak hanya liriknya yang dalam, namun juga melodi yang sederhana namun berkesan, membuat lagu ini mudah diterima oleh siapa saja yang tengah mencari makna dalam hidupnya. Dengan petikan gitar yang mengiringi setiap bait, lagu ini menghadirkan suasana yang menenangkan sekaligus penuh renungan.

Di luar dunia politik, musik bagi Bimasakti ialah ruang bebas untuk berekspresi. Lewat lagu ini ia tidak hanya berbicara sebagai seorang calon pemimpin (yang gagal), tapi juga sebagai manusia biasa yang pernah mengalami keraguan dan kekecewaan, namun tetap memilih untuk terus melangkah.

“Aku bukan nabi, aku manusia biasa,” begitu penggalan lirik yang menegaskan bahwa setiap orang memiliki batas, namun justru di sanalah letak keindahan manusia: di dalam ketidaksempurnaan yang dijalani dengan ketulusan.

Lebih dari sekadar lagu, Jalan Hidup adalah sebuah pesan kehidupan yang menggugah. Lagu ini mengajak pendengar untuk merangkul segala bentuk tantangan, menerima perjalanan hidup dengan lapang dada dan tetap teguh dalam menghadapi setiap ujian. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tuntutan, lagu ini hadir sebagai pengingat bahwa kebahagiaan sejati terletak pada cara kita menikmati hidup, bukan pada seberapa sempurna jalan yang kita tempuh.

Sebagai musisi dan politisi, Bimasakti telah menunjukkan bahwa seni dan kepemimpinan dapat berjalan beriringan. Musik menjadi medium untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang ingin ia tanamkan kepada masyarakat, bahwa keberanian untuk memilih dan menerima konsekuensi merupakan bagian dari perjalanan yang harus dinikmati—hingga akhir hayat.

Melalui lagu Jalan Hidup, Bimasakti tidak hanya menciptakan nyanyian belaka, namun juga membangun narasi tentang keberanian dan ketulusan dalam menjalani takdir. Bagi siapa saja yang tengah berada di persimpangan, lagu ini hadir sebagai pengingat bahwa setiap langkah yang diambil memiliki maknanya sendiri. Yang terpenting bukanlah seberapa jauh kita melangkah, melainkan bagaimana kita menikmati setiap detiknya.

Baca Juga